judul

konten

Jika kita sedang benar, jangan terlalu berani dan bila kita sedang takut, jangan terlalu takut. Karena keseimbangan sikap adalah penentu ketepatan perjalanan kesuksesan kita Tugas kita bukanlah untuk berhasil. Tugas kita adalah untuk mencoba, karena didalam mencoba itulah kita menemukan dan belajar membangun kesempatan untuk berhasil

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno).

Kapan Ya aq punya gadget kaya gini.... -___-'

Sungguh Indah Ciptaan Yang Maha Kuasa.... Aq Pengeeeeeeeeeeeeen Banget ke sana :D

SUDAH SHALAT BELUMM????? ^_____^

Jumat, 03 Juli 2009

Keharmonisan Rumah Tangga Rasulullah


Di bawah naungan rumah tangga yang bersahaja di situlah tinggal sang istri, pahlawan di balik layar pembawa ketenangan dan kesejukan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Dunia itu penuh dengan kenikmatan. Dan sebaik-baik kenikmatan dunia adalah istri yang shalihah." (Lihat Shahih Jami' Shaghir karya Al-Albani)
Di antara keelokan budi pekerti Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  dan keharmonisan rumah tangga beliau ialah memanggil 'Aisyah radhiyallahu 'anha dengan nama kesayangan dan mengabarkan kepadanya berita yang membuat jiwa serasa melayang-layang.
Aisyah radhiyallah 'anha menuturkan
"Pada suatu hari Rasu-lullah shallallahu 'alaihi wasallam  berkata kepadanya:
 "Wahai 'Aisy (panggilan kesayangan 'Aisyah radhiyallahu 'anha ), Malaikat Jibril shallallahu 'alaihi wasallam  tadi menyampaikan salam buatmu." (Muttafaq 'alaih)
Bahkan beliau  shallallahu 'alaihi wasallam selaku Nabi umat ini yang paling sempurna akhlaknya dan paling tinggi derajatnya telah memberikan sebuah contoh yang berharga dalam hal berlaku baik kepada sang istri dan dalam hal kerendahan hati, serta dalam hal mengetahui keinginan dan kecemburuan wanita. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam menempatkan mereka pada kedudukan yang diidam-idamkan oleh seluruh kaum hawa. Yaitu menjadi seorang istri yang memiliki kedudukan terhormat di samping suaminya.
Aisyah radhiyallahu 'anha menuturkan:
Suatu ketika aku minum, dan aku sedang haidh, lantas aku memberikan gelasku kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam  dan beliau meminumnya dari mulut gelas tempat aku minum. Dalam kesempatan lain aku memakan sepotong daging, lantas beliau mengambil potongan daging itu dan memakannya tepat di tempat aku memakannya." (HR. Muslim)
Beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidaklah seperti yang diduga oleh kaum munafikin atau seperti yang dituduhkan kaum orientalis dengan tuduhan-tuduhan palsu dan pengakuan-pengakuan bathil. Bahkan beliau shallallahu 'alaihi wasallam lebih memilih etika berumah tangga yang paling elok dan sederhana. 

Dalam berbagai kesempatan, beliau selalu menjelaskan dengan gamblang tingginya kedudukan kaum wanita di sisi beliau. Mereka kaum hawa memiliki kedudukan yang agung dan derajat yang tinggi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah menjawab pertanyaan 'Amr bin Al-'Ash radhiyallah 'anhu seputar masalah ini, beliau jelaskan kepadanya bahwa mencintai istri bukanlah suatu hal yang tabu bagi seorang lelaki yang normal. 



Rasulullah tidak melewatkan kesempatan sedikit pun kecuali beliau manfaatkan untuk membahagiakan dan menyenangkan istri melalui hal-hal yang dibolehkan.


Aisyah radhiyallah 'anha mengisahkan:
Pada suatu ketika aku ikut bersama Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam dalam sebuah lawatan. Pada waktu itu aku masih seorang gadis yang ramping. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Mereka pun berangkat mendahului kami. Kemudian beliau berkata kepadaku: "Kemarilah! sekarang kita berlomba lari." Aku pun meladeninya dan akhirnya aku dapat mengungguli beliau. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam hanya diam saja atas keunggulanku tadi. Hingga pada kesempatan lain, ketika aku sudah agak gemuk, aku ikut bersama beliau dalam sebuah lawatan. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam memerintahkan rombongan agar bergerak terlebih dahulu. Kemudian beliau menantangku berlomba kembali. Dan akhirnya beliau dapat mengungguliku. Beliau tertawa seraya berkata: "Inilah penebus kekalahan yang lalu!" (HR. Ahmad)


Sungguh! merupakan sebuah bentuk permainan yang sangat lembut dan sebuah perhatian yang sangat besar. Beliau perintahkan rombongan untuk berangkat terlebih dahulu agar beliau dapat menghibur hati sang istri dengan mengajaknya berlomba lari. Kemudian beliau memadukan permainan yang lalu dengan yang baru, beliau berkata: "Inilah penebus kekalahan yang lalu!"


Bagi mereka yang sering bepergian melanglang buana serta memperhatikan keadaan orang-orang yang terpandang pada tiap-tiap kaum, pasti akan takjub terhadap perbuatan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Beliau adalah seorang Nabi yang mulia, pemimpin yang selalu berjaya, keturunan terhormat suku Quraisy dan Bani Hasyim. Pada saat-saat kejayaan, beliau kembali dari sebuah peperangan dengan membawa kemenangan bersama rombongan pasukan besar. Meskipun demikian, beliau tetap seorang yang penuh kasih sayang dan rendah hati terhadap istri-istri beliau para Ummahaatul Mukiminin radhiyallah 'anhun. Kedudukan beliau sebagai pemimpin pasukan, perjalanan panjang yang ditempuh, serta kemenangan demi kemenangan yang diraih di medan pertempuran, tidak membuat beliau lupa bahwa beliau didampingi para istri-istri kaum hawa yang lemah yang sangat membutuhkan sentuhan lembut dan bisikan manja. Agar dapat menghapus beban berat perjalanan yang sangat meletihkan.
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari bahwa ketika Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kembali dari peperangan Khaibar, beliau menikahi Shafiyyah binti Huyaiy radhiyallahu 'anha. Beliau shallallahu 'alaihi wasallam  mengulurkan tirai di dekat unta yang akan ditunggangi untuk melindungi Shafiyyah radhiyallah 'anha dari pandangan orang. Kemudian beliau duduk bertumpu pada lutut di sisi unta tersebut, beliau persilakan Shafiyyah radhiyallah 'anha untuk naik ke atas unta dengan bertumpu pada lutut beliau.
Pemandangan seperti ini memberikan kesan begitu mendalam yang menunjukkan ketawadhu'an beliau.



 Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam selaku pemimpin yang berjaya dan seorang Nabi yang diutus- memberikan teladan kepada umatnya bahwa bersikap tawadhu' kepada istri, mempersilakan lutut beliau sebagai tumpuan, membantu pekerjaan rumah, membahagiakan istri, sama sekali tidak mengurangi derajat dan kedudukan beliau.





Rabu, 01 Juli 2009

Sehari di Kediaman Rasulullah

Pada masa sekarang ini, di saat teknologi semakin canggih dan segenap manusia seantero bumi ini sangat dimudahkan untuk mengakses informasi dari segala penjuru dunia yang kesemua isi informasi tersebut tidaklah semuanya mengandung muatan yang positif. Sedangkan anak-anak kita juga mulai terbiasa dengan kondisi yang demikian. Bahkan mungkin mereka mempunyai daya adaptasi ke lingkungan yang lebih baik daripada para orang tua mereka. Hal itu dapat dibuktikan dengan semakin canggihnya anak jaman sekarang yang ditandai dengan penguasaan yang bagus di segala macam ranah teknologi. Banyak orang tua yang merasa bangga apabila anaknya mampu menguasai berbagai macam teknologi  tersebut. Tapi sayangnya kebanggaan tersebut terkadang tidak dibarengi dengan sikap mawas diri dan waspada terhadap dampaknya pada diri anak. 

Dunia teknologi informasi sunggu teramat luas. Bahkan terlalu luas bagi kita untuk menjelajahinya. Karena di sana terdapat sumbangsih dari berbagai macam karakter manusia dengan segala kepentingannya dan segala visi dan misinya. Lantas pertanyaan yang muncul adalah seberapa siapkah anak kita memilah-milah segi positif dan negatif  semua informasi yang telah dia peroleh dari berbagai macam sumber tersebut?

Sedangkan di negeri ini pun kondisinya juga tak kalah carut marutnya. Korupsi di mana-mana bahkan sudah menjadi makanan sehari-hari para penikmat berita. Berita tentang kekerasan, kebohongan, tindak yang tidak terpuji pun juga tidak kalah banyaknya. Ini semua semakin menghempas kita semua dan menghilangkan mencekoki kita dengan figur-figur yang tak baik. Oleh karena itu, pada masa sekarang ini saya rasa akan sangat penting dihadirkan figur yang bisa menjadi suri tauladan di kehidupan kita sehari-hari untuk menjadi generasi pembangun bangsa yang lebih baik ke depannya. Baik di akhlak, ilmu maupun ibadah. Sehingga Negeri ini akan maju dan damai di kemudian hari.

Untuk itulah saya rasa sangat penting untuk menghadirkan suatu sosok yang bisa dijadikan panutan dalam akhlak, ilmu maupun ibadah. Siapa lagi kalau bukan Rosulullah Muhammad SAW... Seorang insan yang mempunyai budi pekerti yang luhur, akhlak yang luar biasa baiknya dari kejujuran, kesabaran, pemaaf, tutur kata yang lembut, dermawan dan berbagai keutamaan lainnya. Olehkarena itu, pada blog saya ini saya ingi menghadirkan sosok ini kembali agar kita bisa lebih dekat dengan beliau yang agung dengan lebih mengenalnya dengan lebih baik. 

Adapun Artikel yang saya tampilkan adalah tulisan yang berjudul  


Sehari di Kediaman Rasulullah 
Oleh : Abdul Malik bin Muhammad bin Abdur Rahman Al-Qasim


Semoga Allah memberkahinya yang telah menuliskan cerita seindah ini. Oke..
Semoga ini bisa bermanfaat dan mendatangkan kebaikan untuk kita sekalian. Amiiin....

 Then.. Selamat menikmati 

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More